Diawali dengan scalling.
Yah buat yang ga tau scalling itu apa, sebelumnya gw jelasin dulu ya. Scalling atau disebut juga pembersihan karang gigi adalah suatu proses untuk menghilangkan / membersihkan kalkulus dan plak yang menumpuk pada gigi. Dan kebetulan waktu itu tepat di belakang gigi geraham kiri gw yang paling ujung itu terasa ga enak dan sedikit nyeri. Setelah gigi gw bersih, iseng gw tanya sama dokternya. Dokternya hanya bilang kalo bisa aja gigi bungsu kamu itu ga normal tumbuhnya, kamu harus ronsen giginya. Tapi gw masih berpikir kalo semua juga pasti sembuh sendiri. Dan akhirnya gw abaikanlah omongan si dokter.
Lama kelamaan, barulah rasa sakit itu makin menjadi-jadi. Gejalanya adalah ga jauh dari pusing, kaku leher, dan semacamnya ga jauh dari bahu dan tangan. Dan akhirnya gw putuskan untuk ke dokter gigi karena saking ga tahannya. Dokter gigi yang gw datengin kali ini pun berkata sama. Bahwa gw harus ronsen gigi gw karena kemungkinan besar gigi bungsu gw ga normal tumbuhnya. Gw pun nurut kali ini. Malam harinya gw langsung cuss ke Bio Medika Ciujung buat ronsen gigi. And for your info: Karena gw sendiri udah ngalamin, jadi ga semua Lab di Jakarta itu bisa ronsen Panoramic. Khusus untuk cabang Bio Medika yang bisa Ronsen Panoramic itu hanya di Ciujung (Cideng), Kedoya, atau di Gandaria selebihnya ga bisa (karena gw ronsen di Bio Medika). Dan setelah ronsen, hasilnya keluar setelah 15 menit nunggu. Bener aja, gigi gw miring sekitar 20 derajat ke arah depan. Gigi yang semacam ini disebut Impaksi. Gigi Impaksi adalah gagalnya gigi tumbuh ke dalam lengkung rahang karena kurangnya tempat dalam ruang rahang. Paling sering terjadi pada gigi geraham bungsu atau dikenal juga sebagai gigi mohar atau "wisdom tooth". Biasanya gigi ini tumbuh pada umur 17-25 tahun. .
Besoknya gw balik lagi ke dokter gigi dan konsultasi harus diapainkah ni gigi gw. Satu-satunya jalan keluar adalah melakukan Odontectomy. Odontectomy adalah pengeluaran gigi yang dalam keadaan ga bisa bertumbuh atau bertumbuh sebagian (impaksi) dimana gigi tersebut ga bisa dikeluarkan dengan cara pencabutan tang biasa melainkan dengan cara pembukaan jaringan ( keras / lunak ) yang menutupi jalan keluar gigi tersebut. Tujuannya adalah untuk Membawa gigi impaksi keposisinya yg normal dalam lengkung rahang sehingga dapat erupsi dan akar gigi tersebut dapat berfungsi sebagai alat kunyah yang baik.
Dokter gigi gw itu menyarankan supaya gw melakukan operasi di RS FKG UI di Salemba. Karena ga semua dokter gigi bisa melakukan Odontectomy ini. Hanya Spesialis yang bisa. Dan harganya itu kalo di Spesialis agak mahal (bukan agak mahal lg sih menurut gw, mahal banget malah). Dan setelah itu minggu depannya tepat hari selasa yang lalu gw dateng ke UI Salemba.
Sampe disana pasti kalian agak sedikit bingung, ya karena gw juga dibuat bingung dengan para mantri nya yang ga sama sekali menjelaskan apapun tentang proses berobat disana. Jadi di RS FKG UI itu dibagi 3. Yang pertama, dengan mahasiswanya yang masih KOAS, yang kedua dengan dokter gigi yang sedang mengambil Gelar Spesialis, dan yang ketiga yaitu dengan dosennya langsung. Harganya pun sesuai dengan kemampuan tingkatan levelnya sendiri. Dan gw memilih Dokter gigi yang lagi ngambil Spesialis. Tapi sebelum ketemu dokternya, gw harus daftar dulu dan bayar Rp. 15,000 untuk isi formulir karena baru pertama kali gw berobat disana. Setelah itu gw disuruh tunggu sampe nanti dipanggil katanya. Nunggu cukup lama, akhirnya nama gw dipanggil dan masuk ke sebuah ruangan yang pintunya sengaja dibuka. Ternyata disitu gigi gw hanya di liat sebentar dan kemudian sang dokter menyuruh gw kembali ke depan dan menunggu.
Akhirnya nama gw dipanggil lagi setelah menunggu cukup lama. Kali ini masuk ke ruangan yang berbeda dengan banyak kursi pemeriksaan yang berderet rapi ke belakang. Tanpa berbicara banyak si mantri langsung menyuruh gw duduk . Tapi gw ga dipanggil sendiri, ada 1 orang lagi cewe yang di panggil dan disuruh duduk di kursi pemeriksaan tepat di sebelah gw. Kemudian datanglah sang dokter sudah memakai masker dan sarung tangan karet, tapi dia menghampiri si cewe di sebelah gw. Sambil nguping dan memperhatikan, ternyata dia cuma mau buka jahitan. Sontak hati langsung deg-degan ga karuan. 5 menit kemudian si cewe selesai dan keluar ruangan. Lalu sang dokter menghampiri gw dan berkata, "Kamu udah siap? Yuk ikut saya". Tanpa menjawab gw hanya mengikuti sang dokter dari belakang dan masuk ke sebuah ruangan kecil kemudian duduk di kursi. Sesaat si mantri masuk dan sang dokter mencoba menenangkan gw. Mungkin karena muka gw udah ga karuan groginya. Lalu Muka gw ditutup kain hijau yang ada lubangnya tepat di mulut. Dan gw disuruh buka mulut lebar lebar. Dan.........dilakukanlah proses Odontectomy itu selama kurang lebih setengah jam. Gw ga akan cerita detail jalan operasinya karena cuma akan bikin takut aja. Jadi saran gw kalo kalian takut waktu operasi ini, tutup aja mata kalian dan berdoalah. Maka semuanya akan cepat berlalu.
Soal jahitan, jadi logikanya aja ya. Gigi impaksi itu kan belum tentu udah keluar jadi operasinya itu gusinya akan dibelah setelah itu baru gigi bungsunya di cabut. Nah kemudian gusinya akan dijahit lagi. Dan gw mendapat 4 jahitan yang masih menempel di gusi gw sampai hari ini. Jahitan ini baru bisa dilepas setelah 1 minggu dr Odontectomy. Dan pantangannya adalah "ga boleh makan yang pedas atau minum yang panas". Bolehnya itu minum yang dingin karena takut ada pendarahan lagi di jahitannya itu, dan ga bisa kumur kenceng-kenceng. Dan waktu sikat gigi juga harus hati-hati. Akan susah makan dan susah minum juga. Soalnya kalo gw, setelah operasi jadi banyak tumbuh sariawan di sepanjang jahitan dan di beberapa titik vital di dalam mulut. Ga enak sih, Banget malah. Tapi ya demi kebaikan diri sendiri harus di tahan-tahanin.
Biayanya sekitar Rp. 650,000 belum termasuk obat. Kalo sama dosennya sekitar Rp. 2,700,000 belum sama obat. Menurut gw sih jauh lebih murah dibanding dokter spesialis yang harganya bisa mencapai 4-5 juta. So, balik lagi ke masing-masing sih.
Sekian pengalaman gw, semoga bermanfaat buat kalian yang udah mulai ngalamin gejala-gejalanya nih ataupun yang udah mulai memutuskan untuk operasi. Kalo ada salah info ataupun salah kata mohon maaf ya. Ini hanya berdasarkan apa yang udah gw alamin aja. Thank you and God bless you :)